BREAKING NEWS

Selasa, 11 Mei 2021

Korban Dugaan Penganiayaan oleh Security PT WNA Minta Iktikad Baik Perusahaan

PALANGKA RAYA- Seorang pria bernama Abner, umur 29 tahun mantan karyawan PT WNA yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit mengaku dianiaya secara keji oleh oknum security pada, 21 April 2020 yang lalu.

Kepada beberapa awak media, Minggu 9 April 2021 di Palangka Raya, Abner menceritakan peristiwa yang dialaminya  di area PT WNA Desa Pundu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah.

Berawal dari Abner, mandor panen sawit PT WNA yang baru pulang dari Desa Tengkiling, Kabupaten Katingan guna mendatangi isteri dan anaknya. Sebelumnya dia telah meminta izin resmi untuk menjenguk isteri dan anaknya  kepada pimpinan dan kembali kerja setelah izin nya habis.

"Saya disuruh menghadap Humas perusahaan. Ternyata disitu ada seorang satpam dan tiga orang yang mengaku aparat penegak hukum, saya dituduh membawa virus Corona dari luar perusahaan sehingga harus diberi sanksi fisik," kata Abner didampingi keluarga dan kerabatnya.

Beberapa jam mengalami hinaan dan siksaan, para pelaku menyuruhnya kembali ke camp dan melarangnya bercerita kepada orang lain. Ada belasan karyawan lain yang melihat saat penganiayaan yang dialami Abner.

Pengakuan Abner, dia merasa sakit pada sekujur tubuhnya dan tidak ada perawatan dari perusahaan. Abner lalu menghubungi keluarganya dan minta dijemput keluar.

Upaya menjemput Abner juga tidak mudah, pamannya bercerita harus meminta bantuan ke Koramil supaya dapat mengeluarkan Abner dari perusahaan tersebut.

Lantaran peristiwa yang dialaminya belum ada kejelasan sampai saat ini, Abner mengumpulkan beberapa data baru dan akhirnya pada bulan April 2021 pihak penyidik mempertemukan Abner dengan perwakilan perusahaan. 

Sakit hati Abner bertambah karena perwakilan perusahaan hendak menyerahkan bantuan tali asih sebesar Rp3 juta atas kejadian tersebut. Abner dan keluarga menolaknya.

"Saya menolak tawaran itu, karena merasa selain tidak ada pihak yang bertanggung jawab atas penganiayaan juga tidak ada bantuan selama saya dirawat di rumah sakit," ujar Abner.

Sementara itu, orangtua Abner, Mariasi Pudjiastuti, mengatakan tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu. "Saya juga tidak terima anak saya diperlakukan seperti binatang," ujar Mariasi. 

Merasa tidak tahu berbuat apa lagi, Abner dan keluarganya menghubungi beberapa awak media. Dia berharap setelah ada pemberitaan maka ada pihak yang dapat membantu memberi solusi atau langkah yang harus mereka ambil. 

"Saya minta iktikad baik dari para pelaku penganiayaan agar bertanggung jawab. Kedepan jangan sampai terjadi seperti saya lagi," pungkas Abner. 

Terpisah, Kabidhumas Polda Kalteng Kombes K Eko Saputro mengaku belum mengetahui terkait laporan Abner ke Polda Kalteng. "Nanti dikroscek," kata Eko singkat. (emca/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes