BARABAI- Berbagai macam cara dilaksanakan sebagai upaya untuk mendekatkan Polri dan masyarakat, salah satunya seperti yang dilaksanakan Anggota Bhabinkamtibmas Polsek Hantakan, Bripka Yunika Akbar, yang menghadiri undangan dari Tokoh Adat di Balai Desa Bayuana Kelurahan Datar Ajab, Kecamatan Hantakan.
Menempuh jarak sekitar 38 km dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam dari pusat Kota Barabai, Bripka Yunika Akbar melewati jalan yang Extreme. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak Sabtu (17/07) hingga Kamis (22/07) mendatang.
Acara "ARUH GANAL" yang biasanya disebut oleh Masyarakat Dayak dengan istilah "BAWANANG" yaitu merupakan ritual Suku Dayak Meratus sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang melimpah kepada Tuhan Yang Maha Esa selama 6 hari berturut-turut.
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Kepala Adat Balian Hadan sejak pukul 20.00 wita, yang diawali makan bersama.
Sebelum memulai acara, mereka menyediakan "PIDUDUK" yaitu persembahan bagi arwah leluhur berupa beras, kelapa, gula aren dan bahan pokok lain yang dimasukkan ke dalam Bakul/Keranjang hasil anyaman.
Selain itu, Mereka juga meletakkan ditempat "LALAYA" berupa tembakau, kapur, gambir yang digulung dalam daun sirih sebagai perantara untuk memanggil Arwah Para Leluhur, agar mau menerima persembahan warga.
Tepat pukul 20.30 wita, dilakukan oleh Kepala Tokoh Balai sendiri "BATANDIK BALIHUNG". Sebelum acara tersebut dimulai, ada penampilan tari daerah Dayak yaitu "BAKANJAR" yang ditarikan oleh para pemuda Dayak.
Setelah selesai dilanjutkan dengan tari "BABANGSAI" yang ditarikan oleh para gadis remaja Dayak setempat. Kemudian, tarian Bakanjar dan Babangsai, dan dilakukan kembali acara ritual "BAKAPUR".
Dalam kegiatan tersebut, 10 kepala keluarga yang ikut ba'aruh masing-masing membawa minyak kelapa yang dituangkan diatas piring, dan juga kapur yang di oles didaun sirih.
Setelah selesai acara hiburan dilanjutkan acara inti "BATANDIK" yaitu persembahan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dipimpin 8 orang "BALIAN" yaitu 1 orang kepala Tokoh Balai yang memimpin doa pada upacara adat Dayak yang bertugas untuk berurusan dengan dunia atas dan dunia bawah dari para Roh Manusia yang telah meninggal dengan diiringi alunan Gendang Beriak dan Gelang Hiyang yang dipegang masing m-masing tokoh balian.
Setelah Acara inti selesai, disambung acara ritual pada pagi pukul 09.00 wita dengan acara "BA AYUN" sekaligus "BABAYAR JANJI/HAJAT" dalam istilah agama islam bayar nazar.
Acara tersebut dilaksanakan oleh 3 balian saja. Namun, tetap dipimpin kepala tokoh balai, yang melaksanakan ba ayun juga 3 orang, dengan 3 ekor babi sebagai sesembahan/sesajen.
Dimulai acara "BETANDIK MANGARIAU" yaitu para balian memulai dengan "BAMAMANG/BABACAAN" sambil batandik mengelilingi "LALAYA" dengan dibawah alam sadarnya/KESURUPAN. Selain itu, para tokoh balian tersebut juga didampingi "JURU PATATI" atau istri tokoh balian, yang bertugas untuk menjaga agar para balian batandik saat kesurupan tidak melampaui batas/mengamuk. Setelah dilakukan "PANYARAHAN" 3 ekor babi tersebut, disembelih oleh salah satu anak dari tokoh balian.
"Kami di sana menginap di Balai, karena rasa kekeluargaan sudah tertanam kepada tamu dan undangan," ujar Bripka Yunika Akbar.
Setelah selesai Ritual tersebut, para tamu dan masyarakat setempat makan bersama di Balai sambil menunggu pembagian "BARAS HANYAR" yaitu beras Buyung yang baru dipanen dan "LAMANG" ketan yang diolah menjadi makanan khas suku pedalaman.
Usai makan tamu dan undangan bisa membawa pulang Beras dan Ketan hasil panen mereka.
"Mari kita Lestarikan Kebudayaan Daerah dan merapat dengan masyarakat Pribumi setempat sebagai bentuk Polisi yang berbaur dengan Masyarakat," jelas Bripka Yunika Akbar.
Kapolres HST AKBP Danang Widaryanto, S.I.K, melalui IPDA Lukas Wahyu Aji Setyanto menyampaikan, bahwa kegiatan tersebut merupakan cara yang paling tepat untuk langsung mengenal masyarakat binaannya.
"Pada kesempatan itu, anggota juga memberikan himbauan serta sosialisasi tentang Kamtibmas," ungkapnya. (hen/jp).
