BREAKING NEWS

Kamis, 05 Agustus 2021

Panglima TNI dan Kapolri Kunjungi Kalimantan Selatan

BANJARMASIN- Dalam agendanya, Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P., dan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo., M.Si, melakukan kunjungan kerja di Kalimantan Selatan, Kamis (05/08/2021). 

Kedatangan Panglima TNI dan Kapolri ke Kalimantan Selatan disambut oleh Pj. Gubernur Kalsel, Kapolda Kalsel, Danrem 101/Antasari, Danrindam VI/Mulawarman, Danlanud Syamsudin Noor, dan Dandim 1006/Banjar di VIP Rom Bandar Udara Syamsudin Noor, Kalimantan Selatan. 

Kunker tersebut dalam rangka pertemuan atau rapat dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Provinsi Kalsel, Kota Banjarmasin, dan Kota Banjarbaru, serta melaksanakan tracing melalui aplikasi Silacak dan InaRISK. 

Aplikasi Silacak adalah program penguatan tracing dalam penanganan pandemi COVID-19. Sedangkan InaRISK adalah aplikasi yang bertujuan untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 dan menyusun strategi pelaksanaan program, kebijakan, serta kegiatan untuk mengurangi risiko bencana Virus Corona. 

Dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan, Panglima TNI dan Kapolri bersama rombongan melakukan kunjungan singkat di Kalimantan Selatan. Dengan agenda kegiatan tatap muka kepada Forkopimda Provinsi Kalsel, Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru di Auditorium DR. K.H. Idam Chalid Banjarbaru. Dilanjutkan pengecekan dan penggunaan aplikasi Silacak dan InaRISK kepada Kepala Puskesmas, Babinsa, Babinkamtibmas dan Kepala Kelurahan. 

Panglima TNI dalam arahannya mengatakan, bahwa beberapa hari lalu kita telah melaksanakan rapat terbatas terkait penanganan COVID-19, kita berupaya menekan laju penularan COVID-19.

Ia menjelaskan, pada bulan Mei 2021 lalu, kita dikagetkan dengan varian baru Delta yang lebih hebat dari virus dari Wuhan. Saat ini trend laju penularan di Indonesia masih terus berjalan dan kasus COVID-19 wilayah Banjarmasin berada di Level 4.

"Kepada Bapak Gubernur dan Bapak Walikota, kemarin saya sudah laksanakan pelatihan tracer, dan segera kita lihat implementasi di lapangan," ujarnya.

Dikatakan dia, setiap petugas tracer harus memberi laporan kepada aplikasi Silacak dan InaRISK. Harapan saya pelaksanaan tracer di setiap puskesmas dapat berjalan dengan baik, kerjasama dengan Babinsa dan Babinkamtibmas.

"Oleh karena itu, tugas untuk menekan laju penularan harus kita laksanakan, setiap kasus konfirmasi harus dilaksanakan entry test dengan rapid antigen atau PCR. Kalau OTG maka dilaksanakan isolasi selama 10 hari, setelah itu dilaksanakan test dengan Antigen atau PCR," kata Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto.

Sedangkan untuk bergejala, kata Panglima TNI, maka dilaksanakan isoter selama 14 hari, setelah itu test Antigen atau PCR. 

Sementara terkait kontak erat, harus ada strategi komunikasi yang baik untuk bisa membujuk masyarakat yang tanpa gejala untuk karantina.

"Kalau hasilnya reaktif, maka dilaksanakan isoter dan pelaksanaan karantina harus benar-benar dipahami, dan apabila ada permasalahan harus dapat diatasi oleh Babinsa dan Babinkamtibmas," terangnya.

Lanjut Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto mengatakan, juga
harus tersedia paket obat untuk masyarakat yang sedang melaksanakan perawatan, mekanisme inilah harus kita lakukan untuk bisa menekan penularan. 

"Kedatangan saya kesini ini mengajak untuk menekan kasus konfirmasi COVID-19 dengan tracing kontak erat, solusinya kasus konfirmasi masuk karantina/isoman dan isoter," katanya lagi.
Menurutnya, setelah melaksanakan tracing kontak erat adalah dengan program vaksinasi. Namun, kita juga menitip pesan bahwa kita harus memulai kebiasaan baru dengan menggunakan masker.

"Apabila sudah merasa tidak enak badan laksanakan isoman. Isoman itu tanpa perintah dan kesadaran," ujarnya.

Lebih lanjut Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto mengatakan, kita juga harus terus-menerus sampaikan kepada masyarakat, dan juga harus bisa berdampingan dengan COVID-19. Namun kita tidak terkena COVID-19 dengan kebiasaan baru memakai masker.

"Apabila kurang enak badan, laksanakan isoman, petugas di lapangan, Babinsa dan Babinkamtimbas hanya bertugas input data aplikasi Silacak dan InaRISK dan COVID-19 adalah ancaman global yang harus kita lawan bersama," jelasnya.

Sementara itu, Kapolri dalam arahannya mengatakan, harapan kita peningkatan vaksinasi bisa benar-benar terwujud, dan perlu saya ingatkan kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah tolong diawasi terkait penanganan masalah kesehatan dan Pandemi COVID-19. 

"Penurunan level perlu kerja keras, dan harus diingatkan tetap memakai masker dan menghindari kerumunan, walaupun sedang dalam PPKM. Harapan kita pertumbuhan ekonomi tetap bisa positif," ucapnya.

Menurutnya, kalau kepatuhan tidak muncul dari kesadaran akan berdampak terhadap masalah potensi meningkatnya COVID-19. Perketat pengawasan Protokol Kesehatan, cek juga stok obat, dan koordinasi dengan kementerian kesehatan.

"Terkait ketersediaan oksigen, kita juga akan bantu dari pusat, atur distribusi dengan baik," ujarnya.

Sedangkan terkait pembatasan yang ada, kata Kapolri, jika ada masyarakat terdampak, tolong bantu distribusi bantuan agar bisa sampai kepada masyarakat yang membutuhkan. 

Menurutnya, dari penyerapan anggaran yang ada, perlu adanya pendampingan, apa yang dibutuhkan masyarakat bisa tersalurkan dan selalu bekerjasama. Kalau ada masalah, sampaikan ke komando atas untuk dipecahkan bersama. 

"Tetap layani masyarakat yang membutuhkan vaksinasi dan terus sinergi dan solid, sehingga bisa menangani pandemi COVID-19 dengan baik dan bisa kita lalui dengan baik," pesannya.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI dan Kapolri memberikan bantuan oksigen konsentrat kepada Walikota Banjarmasin dan Walikota Banjarbaru. 

Usai melaksanakan rangkaian kegiatan di Kalsel, Panglima TNI dan Kapolri yang melalui VIP Room Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru melanjutkan agendanya menuju Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. (qi/li/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes