BREAKING NEWS

Senin, 11 Oktober 2021

Pentingnya Pemahaman Tentang Stunting, Posyandu dan Posbindu PTM

BARABAI- Empat Hari jelang acara penutupan TNI Manunggal Membangun Desa Ke-112 Kodim 1002/HST, semua sektor sasaran baik fisik maupun non fisik terus digenjot agar tercapai 100 persen. Salah satu sasaran non fisik saat yang dilakukan oleh Satgas TMMD ke-112 Kodim 1002/HST adalah penyuluhan Stunting, Posyandu dan Posbindu PTM.

Penyuluhan yang dilaksanakan di Gedung serbaguna Desa Rantau keminting, Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah diikuti oleh ibu-ibu warga Desa Rantau Keminting, Senin (11/10/2021).

"Berkerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten HST melalui Puskesmas Kasarangan, penyuluhan ini dalam rangka untuk mengetahui pentingnya pemahaman tentang Stunting, Posyandu dan Posbindu PTM,” terang Lukman Jabatan Sanetarian Penyelia selaku penyuluh/pemateri.

Disampaikan oleh Lukman, bahwa Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular terintegrasi serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu guna mengantisipasi dan pengendalian penyakit tidak menular ini.

"Selain itu, juga dikembangkan model Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis masyarakat melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM," ucapnya

Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. 

Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Melalui Posbindu PTM, dapat segeranya dilakukan pencegahan faktor risiko PTM, sehingga kejadian PTM di masyarakat dapat ditekan. 

"Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas," imbuhnya.

Lebih lanjut Lukman menjelaskan, bahwa kegiatan Posbindu PTM meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrumen atau formulir untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga yang telah diderita sebelumnya, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks Massa Tubuh (IMT), analisa lemak tubuh, pemeriksaan tekanan darah serta penyuluhan.

Sedangkan upaya pencegahan stuting dimasa pandemi COVID-19, perlu dilakukan pelayanan gizi dan mengutamakan prinsip pencegahan COVID-19, tetap dilakukan terutama cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker menjaga jarak fisik, membentuk group secara daring untuk konseling dan edukasi gizi, melakukan pelayanan posyandu.

"Selain itu, juga konseling gizi ibu hamil dan anak, pemberian makan tambahan pemberian vitamin A, tablet tambahan darah untuk ibu hamil dan remaja putri dan melakukan kunjungan ke rumah. Hal tersebut perlu diupayakan dalam pencegahan dan penaggulangan stunting," tutupnya. (hen/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes