BREAKING NEWS

Senin, 15 November 2021

Berry Nahdian Forqan Prihatin atas Banjir yang Terjadi lagi di Barabai HST

BARABAI- Eks Aktivis WALHI, Berry Nahdian Forqan prihatin atas Banjir yang terjadi lagi di wilayah Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

"Saya turut prihatin atas musibah banjir yang kembali dialami oleh warga HST, semoga tidak menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi yang parah," ungkap Berry saat dihubungi awak media ini melalui via WhatsApp, Senin (15/11/2021) malam.

Menurutnya, Banjir itu terus terulang dan akan kembali terulang karena beberapa hal, diantaranya kondisi tutupan hutan di hulu sepanjang sungai-sungai yang melewati dan menuju Kota Barabai Ibukota Hulu Sungai Tengah sebagian besar sudah gundul akibat akumulasi berbagai aktivitas logging maupun pembukaan lahan didaerah yang punya kemiringan curam.

"Selain itu, semakin diperparah setelah terdapat tebing-tebing longsor akibat banjir terdahulu dan pedangkalan sungai. Sedangkan di bagian hilir rawa-rawa resapan air juga mengalami perubahan fungsi sehingga kurang mampu lagi menampung dan menyerap air," ujar Berry.

Berry yang merupakan Alumni Universitas Lambung Mangkurat ini juga menyebutkan, design pembangunan kota dan kawasan yang kurang memperhatikan tata air, misal jalan lingkar (oleh warga biasa disebut jalan tol) cenderung menjadi penghambat lajunya aliran air, sehingga dampaknya kota semakin lama terendam.

"Teknik pembangunan dengan menguruk tanah atau daerah resapan," sebutnya.

Pria kelahiran Barabai 24 November 1972 ini juga menuturkan, dengan membaca kondisi saat ini, ke depan selain solusi perbaikan tata lingkungan dan mengembalikan tutupan hutan, juga bisa melakukan rekayasa lingkungan yang dilakukan dengan sangat hati-hati. "Misalnya dengan pembuatan Embung," ujarnya.

Mantan Wakil Bupati HST ini juga mengatakan, paradigma Banjir mesti dilawan juga harus dirubah, warga HST mesti mampu "BERKAWAN" dengan bencana, agar dapat terhindar dari dampak buruknya berupa korban jiwa, kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi yang parah. 

"Saatnya warga membangun pengetahuan dan kesadaran manajemen pengelolaan bencana, disamping pemerintah daerah mesti punya early warning sistem dan manajemen penanggulangan yang terpadu dan terintegrasi dengan masyarakat," tandasnya. (hen/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes