BREAKING NEWS

Sabtu, 11 Juni 2022

Seberangi Bendungan, TMMD 113 Hubungkan 3 Desa Terisolir


BANJAR- Potret kehidupan siswa dan masyarakat Banua Riam, dengan menggunakan perahu Ketinting untuk ke sekolah, karena keterbatasan akses jalan dan infrastruktur, sehingga siswa sering terlambat ke sekolah karena harus menunggu ketinting untuk antar jemput. Luasnya sungai Riam sehingga tidak memungkinkan bagi masyarakat untuk swadaya membuat jembatan.

Maria Ulfah, siswi kelas XII SMPN-3 Aranio, yang harus pulang pergi ke sekolah naik perahu ketinting dari desa tempat tinggalnya di desa Kalaan dengan diantar oleh orang tuanya.

"Saya masuk ke sekolah pukul 08.00 Wita, karena kami harus menyebrangi sungai Riam, jadi kami harus berangkat lebih awal dari pada teman-teman yang lain yang tidak menyeberangi sungai, minimal pukul 07.30 Wita harus sudah menyeberangi sungai menuju tempat sekolah,’’ ucapnya dengan nada pelan.

"Belum lagi jalan menuju ke sekolah masih jalan halus (kecil/setapak) dan becek apabila habis turun hujan sehingga  tidak jarak kami terpeleset dan bajunya kotor,” cerita Ulfah.

Hal senada juga di ungkapkan Ahmadi warga setempat yang juga seorang guru memang tidak mungkin untuk dibuatkan jembatan selebar sungai riam, karena sungai yang cukup lebar sehingga sulit untuk dibuatkan jembatan penyeberangan, akan tetapi setidaknya untuk meringankan antar jemput anak sekolah.

"Kami berharap ada fasilitas kelotok khusus angkutan anak pelajar yang memadai sehingga dapat terjamin keamanannya dan juga akses jalan desa yang saat ini becek perlu adanya perbaikan," ungkap Ahmadi.

"Kami sangat senang adanya Satgas TMMD di desa kami, dengan adanya kegiatan ini akan mempermudah masyarakat khususnya murid-murid kami untuk pergi ke sekolah, karena selama ini jalan menuju ke sekolah sangat susah sehingga memerlukan waktu yang cukup lama,” ucapnya.

"Semoga dengan jalan yang lebih baik ini, anak-anak dapat lebih semangat untuk belajar, tiba ke sekolah lebih tepat waktu dan tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah karena terkendala dengan jalan yang tidak memadai," jelasnya.

Pratu Rudi, yang kala itu membantu menyeberangkan siswa sekolah mengatakan, setiap hari pihaknya disini membantu adik-adik sekolah untuk menyeberangi sungai dengan menggunakan kelotok atau ketinting. 

"Perjalanan siswa ke sekolah menggunakan perahu ketinting ini tiap hari dilakukan karena belum ada akses jalan darat,” ujarnya.


"Hanya ada satu tempat mereka untuk bersekolah  yaitu di SMPN-3 Aranio yang ada di Desa Banua Riam, untuk membantu menjaga keamanan saat menyeberang kami selalu standby saat berangkat dan pulang anak-anak sekolah," jelasnya.

Sementara itu, salah satu warga, M. Ali (48) mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak anggota Satgas TMMD ke-113 Kodim 1006/Banjar yang telah membantu anak-anak sekolah untuk menyeberangi sungai.

"Kami sebagai orang tua murid mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak TNI khususnya Satgas TMMD Kodim 1006/Banjar yang membantu warga dalam pembuatan pengerasan jalan, pembuatan MCK dan sasaran umum lainnya.

"Semoga kehadiran bapak-bapak TNI di desa kami memberikan perubahan desa yang signifikan sehingga masyarakat dapat lebih maju dan sejahtera, harapannya kedepan dengan jalan yang sudah baik ini jaringan internet bisa masuk ke desa kami,” ucapnya.

Hasan Basri selaku Kepala Desa Banua Riam turut senang alhamdulillah dengan adanya TMMD ini masyarakat kami sangat terbantu sekali yang dahulunya kami lewat sungai saja untuk transportasi ke kota.

"Alhamdulillah dengan adanya jalan TMMD kami bisa lewat darat dan sangat membantu sekali untuk anak-anak sekolah yang ada di Desa Artain, dulunya naik klotok sekarang bisa menggunakan motor, yang dulunya ditempuh 30 menit sekarang dapat di tempuh 5 menit,” ucapnya.

Ia mengatakan, Program TMMD ini juga menghubungkan 3 desa, desa Banua Riam, Artain dan Apuai  yang dulunya  terpisah sekarang sudah terhubung karena sudah dibuat jalan dan jembatan, terima kasih untuk TNI," jelasnya.

Membantu kesulitan masyarakat. Wujud kepedulian TNI dalam mengatasi kesulitan rakyat melalui Bakti Sosial adalah merupakan kewajiban yang paling utama. Selain perbaikan jalan terdapat juga bedah rumah tidak layak huni, seperti halnya saat di jumpai dirumahnya nenek Marawiyah yang merupakan sasaran fisik tambahan bedah rumah tidak layak huni (07/6/22).

Rumah papan tak layak huni, milik Marawiyah (71), seorang janda di desa Artain  menjadi sasaran kegiatan bedah rumah TMMD ke-113 di Kecamatan Aranio.

Saat dijumpai kondisi rumah nenek Marawiyah sangat memprihatinkan. Rumah berdinding papan dan lantai kayu, terlihat sudah miring, tiang-tiang penyangga rumah sudah lapuk dimakan usia.  

Nenek Marawiyah menempati rumah tersebut hampir 20 tahun, dan saat ini nenek Marawiyah tinggal sendiri dirumah karena ditinggal wafat oleh suaminya beberapa tahun yang lalu.

Kepada personel Satgas TMMD, Iya menuturkan dan menceritakan kondisi  perjalanan hidupnya selama bertahun-tahun dengan keadaan saat sekarang ini tak berdaya untuk mencari nafkah, dulu bisa bekerja ke sawah dan ke landang bahkan menyadap karet.

"Saat suami saya masih hidup, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menumpang berladang di lahan milik warga hingga ditinggal wafat suami, satu-satunya harta peninggalan suami, adalah rumah reot yang berdiri di atas lahan 8 x 6 Meter,’’ ucapnya.

"Jangankan memperbaiki rumah, untuk makan sehari-hari saja susah. Sekarang saya tak sanggup lagi berjalan, hanya dibantu tongkat kayu seperti ini bisa berdiri berjalan melangkah sesekali," ungkapnya sambil mengusap air mata.

"Cuma rumah reot dan pekarangan ini harta kami. Alhamdulillah sekali, mau diperbaiki bapak-bapak Tentara dari Kodim 1006/Banjar, saat ini ulun (saya) tenang rumah udah bagus, nanti sebelum di tempati ulun selamati dahulu," jelasnya.

Bupati Banjar, H Saidi Mansyur, S.l.Kom. menyampaikan program TMMD ke 113 yang dilaksanakan oleh Kodim 1006/Banjar dengan sasaran fisik pembuatan jalan, pembuatan jembatan, Rehab Rumah Tidak Layak Huni, MCK, Poskamling dan pembuatan lapangan volly hasilnya sangat dirasakan oleh masyarakat.

"Kami atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar dan atas nama masyarakat Benua Riam dan Artain sangat mendukung pelaksanaan TMMD ini, semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses," ucapnya.

Lebih lanjutnya, rencana kedepan akan kita tingkatkan mutu jalan melalui kegiatan Karya Bakti.

"Untuk itu perlu adanya sinergitas antara Pemda, TNl dan Polri dalam mendukung kegiatan tersebut," jelasnya.

Kapenrem 101/Antasari, Mayor Inf Maserani, S.Ag. menyampaikan, sasaran fisik TMMD ke-113 Kodim 1006/Banjar berupa pembuatan badan jalan dengan panjang 4.000 meter x 6 meter, perkerasan badan jalan sepanjang 4.000 meter x 3,5 meter dengan tebal 15 cm,  pembuatan  2 buah jembatan kayu dengan ukuran : P 18 m x L 3 m x T 6 m, pembuatan MCK, pembuatan Poskamling, Rehab Masid, Rehab RTLH dan pembuatan lapangan voli.

"Selain sasaran fisik juga terdapat sasaran tambahan berupa sasaran non fisik diantaranya penyuluhan Wasbang dan bela negara, hukum dan Kamtibmas, penyuluhan pelayanan kesehatan (Posyandu dan Posbindu PTM), penyuluhan pertanian dan perikanan, kehutanan, penyuluhan penanggulangan bencana alam dan penyuluhan tentang lingkungan hidup, dan terdapat juga kegiatan Bhakti Sosial berupa sunatan massal dan pasar murah," terangnya.

"Di sela-sela istirahat sore warga bersama anggota satuan tugas TMMD melaksanakan lomba sepak bola yang diselenggarakan oleh Kodim 1006/Banjar sebagai sarana untuk meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat,” tuturnya.

Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Rudi Puruwito, S.E. menyampaikan TMMD merupakan suatu program TNI yang kehadirannya selalu ditunggu dan menjadi dambaan masyarakat karena program TMMD sangat membantu pemerintah dalam rangka memangkas kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia menyebutkan, pada pelaksanaan TMMD yang ke 113 melaksanakan sasaran fisik antara lain pembukaan akses jalan yang selama ini terisolir, pembuatan jalan, pengerasan jalan, perehaban masjid, perehaban RTLH, pembuatan sarana olahraga berupa lapangan voli, pengeboran air bersih yang mana pada saat ini hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat”

"Selain sasaran fisik TMMD juga melaksanakan sasaran non fisik yang tidak kalah pentingnya karena sasaran non fisik ini bisa membentuk masyarakat Indonesia yang Pancasilais masyarakat selalu menunggu datangnya TMMD yang akan datang,” pungkasnya. (qi/hru/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes