TAMIANG LAYANG- Pemerintah Kabupaten Barito Timur meminta seluruh pegawai, karyawan dan karyawati di lingkup Pemerintah Kabupaten Barito Timur untuk menggunakan batik pada tanggal 22 April 2024. Penggunaan batik tersebut dalam rangka memperingati Hari Kartini tahun 2024 yang diperingati tanggal 21 April setiap tahunnya.
"Penggunaan batik ini sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap Pahlawan Nasional R.A Kartini,” terang Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Timur, Panahan Moetar, SE, M.Si melalui surat edaran nomor: 264/114/Seekre.1/DPPPAKB/2024, tertanggal 17 April 2024.
Sekda Bartim menjelaskan, untuk pria menggunakan batik dan lawung. Sedangkan untuk wanita menggunakan kebaya dan suping.
"Edaran ini agar menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab,” tegas Sekda Bartim.
Lalu apa tujuan memperingati Hari R.A Kartini?
Hari Kartini diperingati setiap 21 April. Pada 2024, Hari Kartini jatuh pada hari Minggu. Tujuan peringatan hari Kartini untuk menghargai jasa pahlawan Indonesia Raden Ajeng (RA) Kartini.
RA Kartini menjadi pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai pejuang kaum wanita. Bahkan namanya juga salah satu judul lagu nasional yaitu ‘Ibu Kita Kartini’.
Jasa RA Kartini sangat banyak dan luar biasa untuk Indonesia. Lantas bagaimana sejarah penetapan hari kartini dan profil singkat tentangnya? Simak selengkapnya di bawah ini.
Hari Kartini ditetapkan pada 21 April sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No 108 Tahun 1964, tertanggal 2 Mei 1965. Keputusan itu berisi soal penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Pemilihan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini dikarenakan pada tanggal itu adalah hari kelahiran Kartini, yakni pada 21 April 1879.
Siapa Kartini?
Kartini merupakan sosok perempuan Indonesia yang senantiasa berupaya mencapai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Ia jadikan pendidikan sebagai alat untuk memajukan bangsa.
Kartini adalah salah satu putri seorang bangsawan bernama Raden Mas Sosroningrat yang menikah dengan wanita desa Mas Ajeng Ngasirah.
Suaminya adalah Raden Adipati Joyodinigrat. Mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat.
Bagi Kartini, pengetahuan menjadi cara mencapai kebahagiaan. Dia berharap pendidikan, pengembangan kecerdasan, dan karakter bisa dirasakan seluruh manusia, terutama perempuan.
Dikutip dari laman resmi Kemendikbud, di awal abad ke-20, pendidikan perempuan di Indonesia baru dimulai. Saat itu terjadi perubahan masyarakat di Indonesia yang bermula dengan adanya perubahan pandangan Bumiputera.
Pada saat yang sama, terdapat gagasan soal kemajuan, salah satunya dalam hal pendidikan. RA Kartini menjadi perempuan pertama yang Kartini banyak melakukan upaya memajukan pendidikan perempuan. Ia memulai dengan mengajarkan baca-tulis, kerajinan tangan, dan memasak pada sebuah sekolah kecil.
Gebrakan yang dilakukan Kartini dalam bidang pendidikan dan pengajaran membuahkan hasil yang baik. Dia berhasil mendirikan sekolah perempuan, organisasi perempuan, dan yang paling penting memajukan pendidikan perempuan.
Berkat jasa Kartini, status sosial perempuan perlahan mulai berubah. Dalam bidang politik perempuan sudah boleh berpartisipasi dalam pemilihan anggota DPR.
Apabila membaca surat-surat Kartini yang ditujukan kepada Ny Abendanon, sebagian besar isinya soal kritik dan solusi daei perempuan untuk kemajuan negaranya.
Kartini memiliki concern yang sangat serius terhadap pendidikan dan sikap anti-kekerasan.
Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1897 di Jepara Jawa Tengah. Ia meninggal dunia pada 17 September 1904 di Rembang, Jawa Tengah. Kartini tutup usia pada umur 25 tahun. (zi/jp).