BARABAI- Upaya terus dilakukan oleh aparat TNI-Polri dan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dalam pencegahan dan penanganan COVID-19.
Operasi gabungan yang melibatkan, TNI-Polri dan Satpol PP serta Dinas Kesehatan Kabupaten HST, ini dilakukan setiap hari guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Langkah tersebut sebagai wujud penegakan dan pendisiplinan Protokol Kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sesuai dengan Perbub No. 34 Tahun 2020.
Kembali, aparat gabungan melakukan operasi yustisi penegakkan disiplin Protokol Kesehatan malam hari di Jalan Ir. P. H. M. Noor Barabai, Minggu (04/07) malam.
"Sedikitnya 9 orang warga masyarakat Kota Barabai terjaring aparat gabungan tidak menggunakan masker, kemudian kami berikan masker dan pengertian betapa pentingnya penggunaan masker dimasa pandemi saat ini,” terang Sertu Agus Sudirgo salah satu anggota Kodim 1002HST yang ikut dalam operasi yustisi.
Kepala dinas Kesehatan Kabupaten HST drg Kusudiarto mengatakan, dari data yang kami miliki per Minggu, 04 Juli 2021 pukul 10.07 WITA, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 1233 orang, terdiri dari dalam perawatan 28 orang, 1113 orang sembuh dan 92 orang meninggal.
"Dengan data tersebut, berarti bahwa COVID-19 itu benar-benar nyata ada dan sampai saat ini masih belum berakhir," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap agar warga masyarakat Hulu Sungai Tengah selalu mematuhi Protokol Kesehatan. "Dimanapun berada terutama saat melakukan aktivitas di luar rumah," harapnya
Sementara itu, Plh. Pasi Opsdim 1002/Hulu Sungai Tengah Kapten Inf Andi Tiro mengatakan, bahwa pihaknya TNI akan selalu siap dan bersinergi dengan seluruh komponen bangsa lainnya, untuk membantu pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 yang sampai saat ini belum berakhir.
"Kami berharap warga masyarakat Hulu Sungai Tengah tetap mematuhi Protokol Kesehatan, dimanapun berada terutama saat berada di luar rumah dengan selalu menerapkan 5M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas," imbuhnya. (hen/jp).
