BREAKING NEWS

Jumat, 10 September 2021

Korem 101/Antasari Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

BANJARMASIN- Bangsa lndonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai suku, agama dan ras, tetapi dikenal sebagai bangsa yang ramah dan toleran, termasuk dalam hal kehidupan beragama. Kemajemukan (pluralisme) agama di lndonesia telah berlangsung lama dan lebih dahulu dibandingkan dengan di negara-negara di dunia pada umumnya. 

Untuk tetap menjaga kerukunan antar umat beragama, Korem 101/Antasari melaksanakan kegiatan pembinaan kerukunan umat beragama, bertempat di Aula Korem 101/Antasari, Jum’at (10/9/21). 

Sambutan Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Firmansyah yang dibacakan oleh Letkol Inf Yordania menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi sejumlah peristiwa yang menunjukkan perilaku oknum atau sebagian kecil masyarakat lndonesia yang tidak atau kurang toleran.

"Konflik antar umat beragama umumnya tidak murni disebabkan oleh faktor agama, tetapi oleh faktor politik, ekonomi, sosial budaya atau lainnya yang kemudian dikaitkan dengan masalah agama, sedangkan yang terkait dengan persoalan agama yaitu  karena munculnya sikap keagamaan secara radikal dan intoleran pada sebagian kecil kelompok agama," ujarnya.

Menurutnya, penguatan kerukunan dan toleransi itu perlu terus-menerus dilakukan, terutama melalui sosialisasi pemahaman keagamaan yang moderat dan menekankan pentingnya toleransi dan kedamaian dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, selain itu juga, perlu dilakukan upaya-upaya penguatan wawasan kebangsaan dan integrasi nasional, yang meliputi sosialisasi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal lka.

"Melalui kegiatan ini diharapkan antar umat beragama dapat saling menerima, saling menghargai dan saling menghormati keyakinan masing-masing, saling tolong menolong dan bekerjasama dengan perbedaan keyakinan agama yang ada,” tegasnya. 

Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalsel Dr. H. Muhammad Tambrin, M.M.Pd. dalam sosialisasinya menyampaikan lndonesia adalah negara dengan beragam agama dan kepercayaan, madzab dan aliran.

Menurutnya, posisi kelompok lemah dalam sebuah relasi menjadi semakin riskan, baik relasi antara minoritas dan mayoritas maupun relasi laki-laki dan perempuan (Tidak moderat). 

"Langkah Kemenag dalam mewujudkan moderasi agama mengoptimalkan peran dosen, guru, para tokoh agama, penyuluh agama, pengawas pendidikan dan penghulu dalam mendukung moderasi beragama dan meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan masyarakat dan instansi pemerintah," ujarnya.

Ia menjelaskan, Kementerian Agama senantiasa berkoordinasi dan menjalin komunikasi kepada lintas agama.

"Selain itu, juga melaksanakan doa bersama lintas agama guna untuk keselamatan banua dan bangsa," pungkasnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Letkol Inf Yordania, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalsel Dr. H. Muhammad Tambrin, M.M.Pd., Tokoh Agama Islam, Tokoh Agama Kristen Khatolik, Tokoh Agama Kristen Protestan, Tokoh Agama Hindu, Tokoh Agama Budha, Tokoh Pemuda, Para KBT dan TNI. (qi/li/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes