TAMIANG LAYANG- Ardianto, Kepala Desa Tewah Pupuh, Kecamatan Benua Lima, Kabupaten Barito Timur, mencoba hal-hal baru untuk mendorong penganekaragaman jenis usaha sekaligus meningkatkan perekonomian di desa yang dipimpinnya.
Walaupun di sela kesibukannya, ia terus berupaya membesarkan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes yang ada di desa dipimpinnya, dimulai dengan mengembangkan ternak ayam kampung super.
Ayam kampung super atau ayam lokal pedaging unggul merupakan hasil persilangan antara ayam kampung dengan ras jenis petelur. Ayam tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibanding ayam lokal, itu sebabnya ayam ini dinamakan ayam kampung super.
"Awalnya saya mencoba memelihara 20 ekor. Saya beli secara online saat masih berumur 2 hari, harga per ekor saat itu Rp6 ribu, dan dari jumlah tersebut hanya 1 ekor yang mati," kata Ardianto saat diwawancarai awak media ini, Jumat (05/11/2021).
Ardianto menjelaskan, saat berumur 3 bulan setiap ekor ayam memiliki berat sekitar 1,4 kilogram serta laku dijual dengan harga Rp40 ribu per kilogram. Artinya, satu ekor ayam kampung super yang berumur 3 bulan terjual dengan harga Rp56 ribu.
Dengan harga jual seperti itu, Ardianto menilai ayam kampung memiliki potensi ekonomi untuk dikembangkan. Apalagi tidak sulit untuk menjualnya.
"Saat ini saya memelihara 70 ekor dan ayam betinanya ada yang mulai bertelur. Sudah ada juga orang yang memesan ayam yang ada ini, bahkan kalau kita beternak banyak ada perusahaan yang siap membeli," terangnya.
Lelaki yang ramah ini juga mengatakan, beternak ayam kampung super tidak sulit. Biasanya ayam itu diberi pakan buatan pabrik hingga umur 3 bulan. Setelah itu pakan bisa divariasikan dengan dedak.
"Kandangnya juga lebih sederhana karena fisik ayam ini sama seperti ayam kampung biasa, sehingga perawatannya lebih mudah," demikian Ardianto. (zi/jp).
















