Karena hidup di dua alam, mudah beradaptasi dan mampu hidup pada situasi apapun. 

Saat air pasang hidup, air surut juga tetap hidup, bisa hidup di atas  tanah di dalam lumpur dan bisa pula di batang yang hanyut di sungai, Pada kondisi apapun dia bisa hidup dengan nyaman.

Sebenarnya karakter timpakul sangatlah ideal, mampu beradaptasi pada keadaan apapun. Entah kenapa ketika dilekatkan pada sifat manusia, dipersepsi secara negatif dianggap licik, culas, suka mudahnya saja, tidak mau berjuang, tidak punya pendirian, dan ikut yang menguntungkan dirinya saja.

Menurut Bahauddin yang juga Aktivis Kalimantan Selatan, dalam dunia LSM manusia yang identik dengan menimpakul, penstempelan, pembelantikan, penelikunga atau dengan nama lain yang merugikan orang lain tidak baik untuk hidup bermasyarakat/berkelompok atau bergaul.

Terlepas itu, kata Bahauddin, siapa orangnya saya tidak tau yang jelas menimpakul identik dengan manusia yang tidak baik dalam bergaul.

Jelas Bahauddin, juga mengistilahkan kata matimpakul kata yang pas untuk kata sifat yang di maksud. (yet/jp).