BREAKING NEWS

Sabtu, 22 Januari 2022

H Tajeri Tengarai Pekerjaan Pembangunan Aula Pertemuan SMAN 1 Muara Teweh Asal-asalan

MUARA TEWEH- Pekerjaan Pembangunan Aula Pertemuan Sekolah Pendidikan Menengah SMAN 1 Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menggunakan anggaran APBD Provinsi sebesar Rp1,5 miliar lebih, ditengarai oleh Anggota DPRD Barito Utara H Tajeri dari Partai Gerindra sebagai pekerjaan asal-asalan.

"Proyek asal jadi, pengawasnya dimana,” kata H Tajeri saat dikonfirmasi awak media ini melalui via WhatsApp, Kamis (20/1) lalu.

Terpisah, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng, H.A. Syaifudi, S.PD. M.S.M., ketika dikonfirmasi awak media ini melalui pesan WhatsApp mengenai pekerjaan tersebut tidak memberikan jawaban pertanyaan wartawan, meski status terkirim dan terbaca.

Selain itu, wartawan juga mencoba menghubungi Kepala Sekolah SMAN 1 Muara Teweh, Rajikinor. Ia mengatakan, pekerjaan tersebut hingga saat ini belum diserahterimakan ke SMKN 1 Muara Teweh.

Ditanya terkait pemasangan keramik pada lantai bangunan aula yang terlihat melebar kesamping, Rajikinor menjawab, tidak begitu melihat juga,” ungkapnya singkat melalui WhatsApp.
Dari hasil investasi wartawan media ini dilapangan, pekerjaan aula tersebut menjadi pertanyaan publik, kenapa para pemangku kepentingan terkesan bungkam alias tutup mulut.

"Ini ada apa, siapa sebenarnya Direktur CV. EVY yang berpusat di Kuala Kapuas itu, sepertinya pejabat di tingkat provinsi takut untuk memberi teguran atas pekerjaan yang dilakuan oleh perusahaan itu," ujar seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya di Muara Teweh, Sabtu (22/1/2022).

Ia menambahkan, masyarakat Muara Teweh akan terus memantau pekerjaan tersebut, dan masyarakat menginginkan pembangunan yang mengunakan anggaran negara harus sesuai dengan spek teknis pekerjaan.

"Masa pemasangan keramik saja bisa melebar kesamping, artinya bangunan tidak siku. Selain itu, kita juga mempertanyakan pengawasan dari item pekerjaan tersebut," ucap warga kesal.

Seperti diketahui, Paket Pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV.EVY Pusat Kuala Kapuas, senilai Rp1,5 miliar lebih itu untuk pemasangan keramik terkesan diduga asal-asalan. Pasalnya, tidak memenuhi estetika karena pemasangan terlihat lebar dan kecil ke samping.

Begitu juga untuk pemasangan plafon dari bahan kalsiboard, sudah mulai terlepas, serta tidak ada pemasangan keramik di tangga untuk naik ke lantai dua menuju gedung pertemuan itu. (rmli/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes