BREAKING NEWS

Minggu, 27 Februari 2022

Falsafah Rumah Betang, ADKAB Kalsel Gelar Peringatan Isra Mi'raj Sekaligus Haul Guru Sekumpul Ke-17

BANJARMASIN- Aliansi Dayak Kalimantan Bersatu (ADKAB) Kalsel menggelar peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW sekaligus Haul Abah Guru Sekumpul yang ke-17. Kegiatan yang berlangsung di Jalan A. Yani Km 5,7 Gang Karya Mufakat Komplek Karya Sekjati No 39 RT. 031 Banjarmasin, Kalsel itu berjalan dengan khu'su dan sederhana, Sabtu (26/2/2022).

Iringan sholawat bergema syahdu di acara peringatan Isra Mi'raj dan haul abah guru sekumpul tersebut. Acara tersebut dihadiri oleh Habib Salahuddin Baaga, Ketua Rabitha Banjarmasin Al Habib Ali Khaidir bin Hassan Al-Kaf, Ketua Komisi Hubungan Antar Umat Beragama Provinsi Kalimantan Selatan Habib Muchdar Hassan Assegaf, dan penasehat Rabitha Banjarmasin.

Tampak hadir perwakilan dari ADKAB Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, ADKAB Banua Lima, Unsur Pemerintahan, TNI/Polri, dan tokoh masyarakat lainnya.

"Semoga kita bisa terus bersilaturrahmi dan menggelar acara seperti ini,” harap Ketua Panitia, Husin Hamdani.

Sementara itu, Ketua Umum Aliansi Dayak Kalimantan Bersatu (ADKAB) Robby M Ngaki, mengungkapkan bahwa Suku Dayak memiliki filosofi yang diusung dalam Rumah Betang, di dalam keluarga besarnya memiliki kepercayaan agama berbeda-beda. 
 
"Sebagai keluarga bisa terjalin kerukunan dan harmonisasi di antara anggota keluarga yang berbeda-beda," ujarnya.

Menurut Robby, eratnya hubungan keluarga Suku Dayak meskipun berbeda keyakinan dimungkinkan karena falsafah Rumah Betang. Keluarga besar bersatu dalam sebuah rumah yang sejak dulu hingga sekarang terus mengakar.

"Saya yakin falsafah Rumah Betang ini akan terus terpelihara dan tak lekang oleh zaman dan masyarakat Dayak dengan berbagai keberagaman tetap bisa bersatu," katanya.

Karena bagi Robby, falsafah Rumah Betang itu yakni keluarga itu bersatu dalam keberagaman, baik tidur hingga makan bersama. Dan itu masih terjalin sampai sekarang walau tidak tinggal dalam satu rumah.

"Karena kesukuan itu bukan kehendak individu, sementara agama itu adalah pilihan sehingga hal itu tidak akan merusak kebersamaan," ujar Robby.

Saat diminta pendapatnya tentang kaum milenial sekarang, Robby berpesan sebagai generasi muda saat ini mulai kehilangan nilai-nilai budaya warisan leluhur. Arus globalisasi ternyata kian menyeret generasi muda ke arah budaya asing dan melupakan warisan leluhur sendiri.

"Kita menghadapi arus globalisasi, akan tetapi jangan sampai malah meninggalkan budaya daerah kita,” demikian Robby. (yet/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes