BREAKING NEWS

Selasa, 22 Maret 2022

FKPT Kalsel Gelar Perempuan TOP Viralkan Perdamaian

BANJARMASIN- Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Kalsel menggelar Kegiatan Perempuan Teladan, Optimis Dan Produktif (TOP) melalui Bidang Perempuan dan Anak, di Sebuah Hotel Berbintang di Kota Banjarmasin, Selasa (22/3/2022).

Dalam kegiatan tersebut, FKPT Kalsel menggandeng Badan Intelejen Daerah Kalsel yang diwakili Kabag Ops Kolonel Laut Ahmad Syaifuddin dan Dra. Haryana Susie, AD.,M.A dan dimoderatori langsung oleh Kabid Perempuan dan Anak Hj. Nida Mufidah.

Ahmad Syaifuddin selaku narasumber menyampaikan, radikalisme agama akan menjadi sangat berbahaya ketika bertranformasi menjadi sebuah gerakan massif dan komunal serta mengarah pada kekerasaan, ancaman terhadap jiwa atau aksi terorisme.

Ia menyebutkan propaganda islamofibia oleh negara barat dinarasikan sebagai ancaman terhadap eksistensi Islam sebagai sebuah agama dan peradaban, sehingga ikut memotivasi kelompok Radikal untuk turut mempersiapkan diri mengahadapi “ancaman” tersebut.

Kolonel Laut Ahmad Syaifuddin menghimbau kepada seluruh masyarakat dan peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut. "Agar selalu waspada terhadap ancaman radikalisme dan intoleransi di sekitar kita," imbuhnya.

Sementara itu, Dra. Haryana Susie, AD.,M.A selaku aktivis perempuan menuturkan, keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme di Indonesia saat ini sudah banyak terjadi.

Ia menyebutkan, dari hasil riset pertama penangkapan Dian Yulia Novi di Bekasi, Ika Puspitasari alias Salsabila di Purworejo juga penangkapan Jumiatun Muslim alias Atun alias Bunga alias Umi Delima, di Desa Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah. 

Tiga perempuan ini menambah daftar panjang perempuan yang sudah menjalani hukuman atas keterlibatan dalam tindak pidana terorisme di Indonesia, antara lain Rosmawati, Munfiatun, Arlina Rahma, Putri Munawwaroh, Nurul Azmi Tibyani, Ruqayah binti Husen Luceno, Inggrid Wahyu Cahyaningsih, Deni Carmelita, dan Rasidah binti Subari alias Najwa alias Firda. 

Nama-nama tersebut secara sah terbukti bersalah dalam proses persidangan di pengadilan. (Hasil Riset Prof. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si. Bersama Dr. Neng Hanah, M.Ag).

Dra. Haryana Susie, AD.,M.A berpesan kepada peserta yang hadir dan untuk warga Kalimantan Selatan “Ibu adalah Madrasah pertama bagi anak-anaknya. 

"Dengan soft power approach yang dimiliki kaum perempuan terutama ibu, keluarga akan menjadi damai, dan Indonesia semakin kuat, menuju kejayaan dan menjaga NKRI, serta paham radikalisme maupun terorisme dapat dicegah," tutupnya. (mi/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes