BREAKING NEWS

Kamis, 16 Maret 2023

DLH dan Dishub Bartim Ambil Sampel Air di Sungai Sekitar Tongkang Patah Bermuatan Batubara di Pelabuhan BNJM

TAMIANG LAYANG- Bupati Ampera AY Mebas mengatakan, bahwa tim dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perhubungan Kabupaten Barito Timur sudah melakukan pengambilan sampel air di sungai tempat karamnya tongkang bermuatan batu bara di Pelabuhan Umum Bangun Nusantara Jaya Makmur (BNJM) di Desa Telang Baru, Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur (Bartim), Kalimantan Tengah.

"Saat ini sampel air itu masih di uji di laboratorium Sucofindo, dan kita masih menunggu laporan hasilnya dari tim DLH dan Dishub, apakah terjadi pencemaran di sungai itu akibat tongkang patah yang mengakibatkan batubara itu terendam atau tidak," ujar Bupati Ampera kepada awak media, Kamis (16/3).

Seperti diwartakan sebelumnya, sebuah tongkang pada saat bermuatan batu bara di Pelabuhan Umum Bangun Nusantara Jaya Makmur (BNJM) patah. Belum ada kejelasan terkait penyebab utama perahu besar sarat muatan itu patah dan terendam Air Sungai Napu. Begitu juga siapa pemilik emas hitam yang menjadi tanda tanya. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh, tongkang dengan nomor lambung PST 208 mengalami kejadian nahas itu ketika tengah melakukan muat emas hitam di jetty 3 BNJM Terminal Telang Baru yang saat ini dikelola Pelayaran Indonesia (Pelindo). 

Ada empat tahapan muat sejak bersandarnya perahu khusus itu Kamis (9/3). Namun pada hari keempat, Minggu (12/3) terjadi terbelah tongkang. Diperkirakan batubara yang telah termuat baru mencapai kurang lebih 4.000 MT kemudian aktivitas dihentikan. 

Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Rangga Ilung, Handry Sulfian mengaku, sebagai pengawas di kawasan perairan itu telah mengetahui dan berkoordinasi dengan pihak pemilik kapal dan pelabuhan untuk segera menangani. Menurutnya, tadi (Hari ini. Red) tim dari perusahaan pelayaran kapal sudah berangkat dari Banjarmasin ke Bartim. 

"Untuk penanganan kapal patah bermuatan itu tidak mudah. Kita harus pastikan dulu dari pihak surveyor mereka apa yang sedang dihadapi dan untuk melakukannya harus mempunyai langkah - langkah keselamatan baik dari materil dan muatan, " sebut Handry dikonfirmasi Kalteng Pos via handphone, kemarin. 

Menurutnya, tongkang patah itu merupakan kecelakaan. Pihaknya menyadari hal itu bisa terjadi kepada siapapun tidak hanya di wilayah perairan. "Ini menjadi kecelakaan dan kita harus segera mencari win win solution, bagaimana menyelamatkan wilayah dan seterusnya, " sebut Handry. 

"UPP Rangga Ilung hanya sebatas pengawas karena terjadi kecelakaan kita sudah memanggil para pihak dan saya menunggu untuk hasilnya, " timpalnya. Seraya menambahkan, jika petugas perwakilan telah melakukan patroli dan telah terjun ke lokasi. 

Ditanya terkait kelaikan kapal tongkang itu, Handry enggan berkomentar banyak. Sebab, ujarnya, bukan wewenang dari UPP Rangga Ilung. 

"Kapal itu dinyatakan layak dengan diterbitkannya sertifikat dari KSOP (tanpa menyebut nama wilayah). Dan sebelum muat sertifikat itu masih layak," tutup Handry. 

Karamnya Tongkang PST 208 di perairan Sungai Napu Desa Telang Baru itu sampai saat ini masih menjadi sorotan. Belum ada langkah atau evakuasi yang dikhawatirkan masyarakat mencemari lingkungan. (zi/tim/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes