MARABAHAN- Tari saman dan lantunan shalawat dipersembahkan siswa kelas 5 SD Pulau Sewangi pada kunjungan Tim Penilaian Peningkatan Kualitas Keluarga Daerah (TPK2D) oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Kalsel, di Desa Pulau Sewangi, Kecamatan Alalak, Jumat (20/10).
Penilaian IKK di Desa Pulau Sewangi sebelumnya dimulai dengan mendata kondisi sumber daya alam, sarana dan prasarana serta kondisi masing-masing tiap keluarga guna mengetahui kondisi dan mempermudah intervensi kelemahan di desa dengan melibatakan seluruh dinas instansi, lembaga organisasi, peran partisipasi dunia usaha dan masyarakat.
Desa Pulau Sewangi yang berpenduduk 2.753 jiwa telah menjadi lokus penilaian TPK2D tingkat Provinsi Kalimantan Selatan sepanjang tahun 2023. Adapun tolak ukur penilaian kualitas keluarga dari Indeks Kualitas Keluarga (IKK) terdiri dari 5 dimensi dan 29 indikator.
Ketua TP PKK Barito Kuala, Suharyanti Mujiyat yang hadir dalam kesempatan itu terkesan dengan penampilan tarian oleh anak-anak dibawah binaan Kades Syarifah Saufiah, S.Pd.
Menurutnya, kreativitas ini menggambarkan kegiatan desa yang positif, sehingga Desa Pulau Sewangi juga didapuk menjadi desa percontohan di Kalsel.
"Saya sangat bersyukur salah satu desa di Batola memiliki desa ramah perempuan dan perlindungan anak. Semoga desa ini bisa berkembang dengan berbagai kreativitas kegiatannya dan apa yang kita laksanakan pada hari ini dapat membawa prestasi lainnya," ucap Suharyanti.
Kepala DPA3KB Provinsi Kalsel, Adi Santoso, S.Sos., M.Si menegaskan, bahwa Desa Pulau Sewangi merupakan desa ramah perempuan dan peduli anak, yang mana turut menjadi desa percontohan tidak hanya di Kalimantan Selatan namun tingkat nasional.
Adi Santoso berharap, kualitas keluarga di Desa Pulau Sewangi sudah terealisasi. Dengan harapan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penilaian kualitas keluarga, ujar Adi Santoso, bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga itu sendiri dan meningkatkan kesetaraan gender juga pemenuhan hak anak.
Adapun dampak lainnya adalah meningkatkan pengetahuan keterampilan perempuan dalam usaha ekonomi produktif, meningkatkan derajat kesehatan, taraf pendidikan dan meningkatkan partisispipasi masyarakat desa.
"Paling penting adalah meningkatkan kemampuan desa untuk mengenali dan menetapkan apa yang diperlukan oleh keluarga dalam permasalahan," jelas Adi.
Sebelumnya, dilaksanakan survei ke sebagian keluarga di Desa Pulau Sewangi yang menggambarkan potret keluarga di desa tersebut. Batola memiliki Indeks Kualitas Keluarga 84,15% yang memenuhi katagori responsif gender dan hak anak.
Kepala DPPKBP3A Barito Kuala, Hj Harliani, S.IP., M.Si menjawab intervensi terhadap 29 indikator penilaian Indeks Kualitas Keluarga dihadapan TPK2D Provinsi Kalsel.
Sebelumnya, ujar Harliani, pada Juni lalu telah disampaikan hasil IKK tahap pertama dan saran masukan oleh tim provinsi langsung ditindaklanjuti oleh TPK2D Barito Kuala dengan melakukan intervensi dan inovasi melibatkan berbagai instansi Pemkab.
"Apa yang menjadi rekomendasi sudah kita laksanakan, dan sudah diikuti OPD terkait untuk menindaklanjuti apa saja yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab dalam memberikan intervensi di Desa Pulau Sewangi. Dengan harapan kolaborasi yang ada dapat menciptakan desa yang berkualitas, sehingga tahun 2024 kita akan launching lagi desa ramah perempuan dan peduli anak di Barito Kuala," pungkas Harliani. (wke/mei/mah/jp).