Di lihat dari spesifikasi teknis jembatan konstruksi baja tersebut mampu menampung beban angkutan 50 ton, yang mana jembatan tersebut nantinya akan menjadi penghubung antara beberapa desa di Kecamatan Lahai Barat dan Teweh Baru.
Proyek jembatan konstruksi baja tersebut di kerjakan sejak tahun 2017, seperti yang dikutip dari pemberitaan ANTARANEWS.com jumlah anggaran tersebut mulai APBD murni sebesar Rp12,5 milyar.
Kemudian pada tahun 2018, proyek jembatan tersebut di lanjutkan dengan anggaran dana sebesar Rp7,7 milyar dengan sumber anggaran dari Dana Alokasi Umum(DAU), yang di kerjakan oleh PT. Mutiara Karya Utama.
Tahun ke tiga pada 2019 pengerjaan proyek dengan sumber Dana dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp3,9 Milyar yang di kerjakan oleh CV. TRI CIPTA MANDIRI yang berpusat di Palangkaraya, Kalimantan tengah.
Tahun ke empat pada 2020, dengan sumber dana yang sama, yaitu sebesar Rp3,9 milyar, yang mana proyek tersebut di kerjakan oleh CV. Tata Kontruksi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Barito Utara Muhammad Iman Taufik saat dikonfirmasi jurnalispost.online, Selasa (21/9) menjelaskan bahwa belum selesainya pengerjaan proyek jembatan konstruksi baja tersebut di karenakan adanya pengurangan anggaran. "Terkait hal itu kami sudah ajukan kepada pimpinan bagaimana selanjutnya," ucap Kadis.
"Ini bentuk dukungan kami warga disini yaitu, warga yang sudah menghibahkan tanah untuk kepentingan jembatan tersebut," ujar Tadas.
Lanjutnya, kami sangat berharap sekali jembatan tersebut nantinya dapat menjadi salah satu penggerak perekonomian masyarakat, tutupnya. (ramli/jp).