MARTAPURA- DPRD Kabupaten Banjar sepertinya tidak pernah habis pembicaraan di media sosial se Antero Raya. Pasalnya, dalam rentan waktu satu bulan ini bermacam dugaan terus bergulir mulai dari persoalan adanya dugaan bagi-bagi proyek dengan dalih pokir (pokok-pokok pikiran).
Selain itu, juga viralnya pembagian amplop saat rapat di duga berupa uang, dan pada Rabu (27/4/2022) saat rapat Pemilihan Ketua Komisi IV hampir adu jotos hingga berujung laporan ke ranah hukum terkait dugaan pemalsuan tanda tangan ketua DPRD Kabupaten Banjar.
Hal ini cukup menarik perhatian masyarakat Kabupaten Banjar khususnya dan masyarakat Kalimatan Selatan pada umumnya.
Bahauddin, Aktivis yang juga Ketua LSM KMPIB Kalimantan Selatan menilai muaranya adalah Pemilihan Ketua Komisi IV.
"Mengutip dari kata-kata Gusdur, tidak ada jabatan yang bisa di pertahankan mati matian bisa diartikan jabatan itu hanyalah sementara," ujarnya, Kamis (28/4).
"Berpolitik lah dengan cara yang elegan dan santun, agar memberi kesan pendidikan yang cerdas, berwibawa, dan kepercayaan tehadap masyarakat," tambahnya.
Dijelaskannya, saat ini marwah dan nama baik DPRD Kabupaten Banjar menjadi sorotan.
"Harusnya DPRD Kabupaten Banjar memberi kesan berpolitik yang baik, apalagi Kabupaten Banjar terkenal dengan Kota Serambi Mekkah, gudangnya para ulama dan santri," terangnya.
Bahauddin menyayangkan sikap ketua DPRD Banjar yang tega melaporkan dugaan pemalsuan surat undangan rapat paripurna yang berujung ricuh tersebut.
"Besar kemungkinan yang diadukan Ketua DPRD adalah staf atau pejabat di Sekretariat DPRD yang notabene adalah anak buah atau bawahan DPRD sendiri,” katanya lagi.
Sebetulnya, tambah dia, akan lebih bijak jika persoalan ini diselesaikan diinternal, tanpa menarik persoalan ini ke wilayah hukum. Mengingat, scan tanda tangan ini sering di permaklumkan diinternal DPRD untuk mempermudah administrasi persuratan.
"Lantaran seringnya pimpinan dan anggota DPRD beraktivitas di luar kantor atau di luar daerah,” ungkapnya.
Bahauddin mengutip surah Ali Imran ayat 104
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung," demikian Bahauddin. (yet/jp).
