Hasil tanaman rehab DAS tersebut merupakan kewajiban perusahaan para pemegang IPPKH dari empat provinsi berbeda. Diantaranya dari PT Trubaindo Coal Mining - Kalimantan Timur, PT Adaro Indonesia - Kalimantan Selatan, PT PLN (Persero) - Bengkulu dan PT Bara Anugerah Sejahtera - Sumatera Selatan.
Untuk tanaman rehab DAS yang diserahterimakan di Kalimantan Selatan berlokasi di Tahura Sultan Adam, dengan jenis tanaman yang didominasi tanaman Mahoni, Angsana, Halaban, Karet, Kemiri dan Petai. Total luasan tanaman yang diserah terimakan dari empat perusahaan tersebut di atas seluas 2,759. 5 Ha.
Penandatangan Berita Acara serah terima dilakukan Direktur atau perwakilan masing-masing perusahaan kepada Ditjen PDASRH KLHK dengan disaksikan oleh seluruh peserta yang berhadir secara offline maupun online.
Hasil tanaman Rehabilitasi DAS yang diterima oleh Ditjen PDASRH KLHK sebagai pemenuhan kewajiban pemegang IPPKH. Selanjutnya diserahkan kembali oleh Ditjen PDASRH KLHK kepada masing-masing pemangku pengelola kawasan.
Untuk Provinsi Kalimantan Selatan, hasil tanaman rehab DAS diserahkan kepada Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan yang dalam hal ini merupakan induk dari UPT Tahura Sultan Adam. Penandatanganan Berita Acara serah terima kepada pemangku pengelola kawasan dilakukan pemegang IPPKH dan disaksikan langsung Dirjen Konservasi Tanah dan Air dan Kepala BPDAS HL Barito.
Kadishut Provinsi Kalsel, Fathimatuzzahra dalam sambutannya menyampaikan, bahwa rehabilitasi DAS yang dilaksanakan IPPKH merupakan target terbesar Revolusi Hijau di Provinsi Kalimantan Selatan. Dari 32.000 hektar yang ditargetkan untuk kegiatan penanaman berdasarkan Gerakan Revolusi Hijau, seluas 10.000 hektarnya adalah target dari penanaman Rehab DAS.
"Kaitannya dengan hari ini dilakukan penilaian hasil Penilaian Rehab DAS PPKH dari PT Adaro, dari luasan delapan ribuan hektare yang sudah ditetapkan Kementerian LHK, sudah terealiasi penanamannya sekitar kurang lebih tujuh ribuan hektar. Artinya kurang lebih 80 sampai 90 persen sudah dilakukan penanaman oleh PT Adaro,” ujar Fathimatuzzahra.
Kemudian yang sudah dilakukan penilaian sejak tahun 2020 hingga tahun 2022 baru dilaksanakan sekitar 1.143 HA.
"Kami harapkan kegiatan lainnya yang sudah dilakukan, seperti penanaman tetap dilanjutkan dan disertai dengan kegiatan pemeliharaan secara intensif,” tutup wanita yang akrab disapa Aya. (dsht/jp).