BANJARMASIN- Berangkat dari sebuah demo Keluarga Mahasiswa UIN Antasari beberapa pekan lalu. Sempat memanas karena tidak ada lagi jam malam untuk aktivitas kampus khususnya kawan-kawan yang berkecimpung di dunia kesenian, baik kesenian beladiri dan kesenian yang bersifat memerlukan latihan ekstra demi mengharumkan nama kampus UIN Antasari di kancah regional, nasional ataupun internasional.
Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK), kalau sebutan dulu sejenis OSPEK. Menarik ada salah satu Lembaga Semi Otonom (LSO) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan mencoba membawakan sebuah tampilan apik terkait isu yang berkembang di Kampus mereka sendiri.
Muhammad Taufik Rahman yang akrab disapa Ufik selaku Ketua Umum Sanggar At-Ta'dib saat ditemui wartawan media ini memberkan konsep penampilan mereka pada Minggu (21/8).
Ufik menyebutkan, bahwa kampus mereka sekarang tidak baik-baik saja.
"Mahasiswa perlu ruang dan waktu yang ekstra untuk berlatih, dan kalau untuk konsep yang kami bawakan nantinya tentang sebuah kehidupan di dunia wakandasari," ujarnya sambil tersipu.
Ufik menjelaskan, penampilan tersebut bukan untuk menyudutkan suatu pihak, namun hanya menyampaikan aspirasi yang mungkin sudah lama tidak disuarakan.
"Setidaknya kami berjuang melewati cara kami berkesenian," jelasnya.
Ufik menambahkan, bahwa mahasiswa sekarang bukan hanya sekedar kuliah, pulang, kuliah, pulang kaya mahasiswa kupu-kupu kalau trendnya " terang ketua umum Sanggar At Ta'dib yang merupakan putra Amuntai.
"Tentukan pilihan kawan-kawan mahasiswa baru, mari bergabung dengan keluarga besar kami Sanggar At Ta'dib FTK UIN Antasari. Be the best in the art slogan kami," tegas Ufik dengan lantang.
Sementara itu, Wahyu salah satu aktor dalam pementasan nanti mengungkapkan, berkesenian adalah kritisi untuk semua yang bisa mengartikannnya dan dibalut dengan cara tersendiri.
"Wakandasari sekarang ini banyak aturan-aturan yang kurang jelas dan terlihat otoriter, begitulah konsep yang kami angkat," ujar Wahyu dengan tegas. (mi/jp).
