BREAKING NEWS

Rabu, 15 Februari 2023

Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan Situs Penyebaran Injil di Bartim

TAMIANG LAYANG- Bupati Barito Timur, Dr. Ampera AY Mebas meletakan batu pertama pembangunan situs sejarah penyebaran injil, Selasa (14/2).

Dalam kegiatan tersebut, bupati juga mendapat kunjungan dari keluarga Misioner, Ernst Wilhelmfeige yang lahir pada tahun 1842 dan wafat pada tahun 1901 yang telah dimakamkan di samping Sekretariat Resort GKE Tamiang Layang di Jalan Fridolin Ukur, Kelurahan Tamiang Layang, Kecamatan Dusun Timur, Bartim.

Bupati Ampera menjelaskan, pembangunan situs Sejarah Injil di areal makam Misioner ini di Barito Timur ini untuk mengenang perjuangan dalam penyebaran kitab Injil di Kalimantan, khususnya tanah Dayak.

"Bangunan ini nantinya akan menjadi situs bersejarah sekaligus menjadi tempat wisata," ujarnya.

Bupati menyebutkan, bahwa nantinya juga akan dibuatkan kitab injil yang diterjemahkan dalam bahasa Maanyan (suku Dayak). Dengan tujuan agar penyebaran injil lebih meluas di wilayah suku Dayak Maanyan.

"Kita ada tamu dari Belanda dan Ketua Sinode, yang mana misinya melihat penyebaran injil khususnya di daerah Maanyan. Selain itu, juga lembaga alkitab indonesia dari Jakarta untuk menerjemahkan alkitab ke bahasa Maanyan yang sudah ada untuk disempurnakan," sebut Bupati.

Bupati mengharapkan, agar penyebaran injil yang pertama kali di Barito Timur menjadi sejarah yang bisa diingat dan dipertahankan kepada seluruh lapisan jemaat GKE.

Ditempat yang sama, Hadi Saputra selaku Pendeta dari Banjarmasin turut mensupport sekaligus mengapresiasi atas pembangunan situs sejarah dan penerjemahan kitab injil dari bahasa Indonesia ke bahasa Maanyan.

"Ini support buat masyarakat Maanyan yang selama ini tidak memiliki alkitab lengkap dalam bahasa Maanyan, sehingga mereka sangat antusias dibuat alkitab dalam bahasa Maanyan," terang Hadi.

Ia mengatakan, bahwa kunjungan dari warga berkependudukan Belanda ini adalah sebuah wujud kebanggaan atas perjuangan seorang Misionaris dari negara Jerman yang bertugas menyebarkan injil hingga akhir hayatnya di tanah Dayak.

"Mereka mensuport bahwa ada seorang Misionaris dari Jerman yang pernah bertugas disini dan memutuskan untuk tinggal hingga meninggal disini dan itu sebuah kekaguman mereka bahwa ada bagian keluarga besar yang bertugas disini," kata Hadi.

"Kami juga berharap hal tersebut menjadi sebuah sejarah yang bisa di kenang dan dihormati sebagai situs sejarah," tandasnya. (zi/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes