BANJARBARU- Peringati HUT Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan, Gubernur H Muhidin mengenang sosok Brigjen Hasan Basry sebagai wujud perjuangan di masa sekarang.
Supaya dikenang dan diingat oleh generasi Banua, Gubernur H Muhidin pun menginginkan agar tahun depan digelar di dua tempat dalam peringatan tersebut.
"Hari ini kita memperingati Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan pada 17 Mei 1949. Mengenang jasa arwah purnawirawan Brigjen Hassan Basry,” ucap Gubernur Kalsel, H Muhidin selepas upacara ziarah di Makam Pahlawan Nasional Brigjen Hasan Basry, Sabtu (17/5/2025) siang.
Gubernur H Muhidin menyatakan, bahwa pihaknya selalu merayakan peringatan HUT Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan ini setiap tahunnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur menyarankan agar tahun depan akan digelar di dua tempat sekaligus yaitu, Makam Pahlawan Nasional Brigjen Hasan Basry dan Monumen Proklamasi 17 Mei 1949, Kandangan, Kabupaten HSS.
Perjuangan pahlawan pada masa silam, Gubernur H Muhidin ingin mengenang dan memperkenalkan kepada generasi sekarang bahwa daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) merupakan sejarah pejuang di Banua.
"Sebagai penerus agar mengenang para pahlawan kita saat ini. Mereka diingat sebagai pejuang untuk mempertahankan Republik Indonesia di Kalimantan Selatan, jadi luar biasa. Sehingga, anak dan cucu kita mengetahui arti perjuang itu dan diisi dengan kebaikan,” jelasnya.
Sementara itu, Nety Herawati, seorang ahli waris dari sang suaminya, Bari Wasia Basry merupakan anak bungsu Brigjen TNI Hasan Basry.
Ia mengenang kisah-kisah perjuangan itu lewat penuturan almarhum sang suami, anak bungsu Brigjen Hasan Basry bahwasanya sangat ramah terhadap keluarga.
"Suami saya sering cerita tentang papinya (Brigjen Hasan Basry) sangat menyentuh. Beliau itu ramah kepada anak-anaknya, tidak pernah marah diketahui ya dan ulet bekerja,” cerita Nety, tersenyum.
Saking uletnya Brigjen Hasan Basry, Nety menggambarkan sosoknya disiplin, bahkan tidak pernah meninggalkan tugas lapangan. Kepada anak-anaknya pun tidak mesti menganjurkan untuk masuk tentara, sehingga membebaskan anak-anaknya di masyarakat.
Disela itu, Nety mengharapkan di momentum ini dapat diperingati selalu bagi generasi ke depan, bahkan diharapkan ahli waris lainnya juga dapat hadir.
"Harapan dan do'a agar setiap tahunnya diperingati bersama, semoga Kalimantan Selatan menjadi amanlah dari segala penjajahan seperti dahulu. Tidak terulang lagi, kemudian saya berharap ahli waris lainnya juga hadir di tahun berikutnya,” tandasnya. (mr/iwn/jp).