BREAKING NEWS

Selasa, 07 Juni 2022

Kepala Adat Dayak Labuhan : Aruh Adat Tidak Boleh Ada Kegiatan Judi

BARABAI- Masyarakat Hindu Dayak Labuhan di Desa Labuhan, Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel menggelar Aruh Baduduk.

Kepala Adat Dayak Labuhan, Suan, menyampaikan bahwa upacara Panca Yadnya Aruh Baduduk Tahun 2022 pada masyarakat Hindu Dayak Labuhan dilaksanakan setiap setahun sekali setelah selesai musim Panen Padi. 

"Aruh pertama baru saja dimulai pada Minggu (5/6), dan rangkaian Aruh Baduduk ini dilaksanakan 2 bulan penuh hingga awal Agustus nanti," kata Suan di Barabai, Senin (6/6).

Ia menjelaskan, Panca Yadnya adalah Lima jenis Upacara suci yang diselenggarakan secara tulus ikhlas oleh umat Hindu didalam usahanya untuk mencapai kesempurnaan hidup.

"Dalam acara ini sebanyak 34 tempat atau rumah akan melaksanakan Aruh Baduduk, terdiri dari 100 umbun atau kepala keluarga yang dilaksanakan di rumah masing-masing," terangnya.

Suan menyebutkan, dalam aruh adat, selain pelaksanaan bersama warga adat Dayak, juga diperlukan sesajen.

"Persembahan atau sesajen dalam aruh adat di Desa Labuhan, seperti lamang, kue pupudak, dodol, ayam kampung, wajik, kelapa, dodol putih, cangkaruk, cucur, pisang amas, pisang paleng, hingga gula merah. Sedangkan aruh ganal biasanya menggunakan kerbau dan kambing," sebutnya.

Lebih lanjut Suan menjelaskan, untuk aruh adat bahan utama yang tidak boleh ketinggalan yakni ketan. Ketan dimasak untuk berbagai menu seperti lamang, dodol dan wajik. 

"Sementara untuk kue lainnya terbuat dari tepung beras," terangnya lagi.

Ditambahkannya, untuk persiapan acara sejumlah sesajen pihaknya telah siapkan, termasuk dengan memasak lamang secara beramai-ramai yang nantinya akan dijadikan makanan bagi peserta aruh dan tamu yang hadir. 

"Intinya makna aruh ini adalah sebagai wujud syukur karena hasil panen yang melimpah dan untuk terciptanya rasa kekeluargaan dan gotong royong yang tinggi di masyarakat," ujar Suan.

Suan menerangkan, sebelum menggelar upacara sakral, para balian atau tetua adat Dayak Meratus melakukan ritual khusus, seperti bamamang atau pembacaan mantra berisi doa-doa kepada Yang Maha Kuasa.

"Dalam aruh ini juga mempunyai tingkatan yakni tingkatan yang terkecil disebut Mahanyari, tingkatan sedang disebut Aruh Baduduk, dan tingkatan yang besar atau utama disebut Aruh Bawanang," terangnya.

Lebih lanjut lagi dikatakan Suan, dalam ruang lingkup Aruh Baduduk terdapat berbagai tahapan atau proses upacara. Di antaranya tahapan persiapan yaitu musyawarah keluarga, menyiapkan sarana dan prasarana, serta basarua atau mengundang seluruh warga. Sedangkan tahap pelaksanaan di antaranya Basarah, Badarah Hidup membuat perlengkapan sesajen, basaji, bawanang, tahap ahir bapamali, dan babagi baras banyiru.

"Dari tahapan-tahapan upacara aruh baduduk itu terdapat upacara yang juga mempunyai tahapan di dalamnya yaitu Badarah Hidup. Upacara ini tergolong upacara yang sangat penting sebelum upacara puncak. Karena upacara ini adalah upacara penyucian jiwa atau penyelenggara upacara," katanya lagi.

Suan juga berharap, dengan pelaksanaan aruh kali ini agar diberikan keselamatan berkah kepada seluruh masyarakat Labuhan dimanapun berada. 

"Mudahan kalo ada rezeki tahun depan bisa Aruh Adat Bawanang atau Aruh Ganal di Balai Pawanangan Desa Labuhan," harapnya.

Suan menegaskan, selama pelaksanaan Aruh Baduduk tidak boleh di campuri dengan kegiatan yang akan mengganggu kesucian atau kesakralan aruh tersebut. Seperti perjudian, sabung ayam dan minuman keras karena upacara tersebut sangat lah sakral bagi suku dayak.

"Jangan sampai kegiatan Aruh Adat di tunggangi oleh oknum atau pihak tertentu yang memanfaatkan agar bisa diadakan perjudian dan lain-lain, kami atas nama Lembaga Adat dan masyarakat Labuhan pun sangat keberatan dan sangat menolaknya, karena pada sejarahnya dari zaman dahulu sampai sekarang Aruh Adat di Labuhan tidak pernah di adakan judi," demikian Suan menegaskan. (hendra/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes