BREAKING NEWS

Kamis, 22 Februari 2024

Desa Pulau Sewangi Batola Dikunjungi Dinas RPPA HSU

MARABAHAN- Desa Pulau Sewangi, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala menerima kunjungan istimewa dari Dinas Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) Kabupaten Hulu Sungai Utara. 

Kunjungan DRPPA HSU ke Desa Pulau Sewangi itu untuk mempererat hubungan antara pemerintah daerah dengan masyarakat setempat dalam upaya meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak," kata Kepala Desa Pulau Sewangi, Syarifah Saufiah, S.Pd saat dibincangi awak media ini di kantornya, Rabu (21/2). 

Kunjungan Dinas Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) HSU itu dipimipin langsung Hj Iskandariyah selaku kepala dinas beserta tim berjumlah 10 orang dan di dampingi Kepala Bidang DRPPA Kabupaten Batola, Lisa. 

Kepala Desa Pulau Sewangi, Syarifah Saufiah, S.Pd mengatakan, kedatangan tim DRPPA HSU ini menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dalam program perlindungan perempuan dan anak di Desa Pulau Sewangi, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala. 

"Hal itu karena pada tahun 2024 ini di Amuntai, Kabupaten HSU ingin membentuk dan memilih Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak," kata Syarifah Saufiah, S.Pd saat dibincangi awak media ini di kantornya, Rabu (21/2). 

Syarifah Saufiah menjelaskan, tujuan kunjungan DRPPA itu adalah untuk mengetahui proses memilih desa yang ingin dijadikan percontohan DRPPA di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

"Desa Pulau Sewangi menjadi daerah terbaik se-Indonesia dengan program DRPPA ini, dan tentunya menjadi sebuah rujukan dari desa-desa lain mengapa Desa Pulau Sewangi menjadi desa ramah perempuan dan peduli anak,” terangnya.

Syarifah Saufiah juga merasa bangga karena desa yang ia pimpin bisa meraih pencapaian yang sangat luar biasa hingga bisa bertaraf nasional. 

"Meskipun dengan proses yang panjang, tentu juga dari kesiapan kepala desanya yang harus bekerja keras terhadap program-program yang akan berjalan di desa tersebut," ujarnya. 

Syarifah Saufiah juga menjelaskan, untuk masuk kriteria ini, tentu harus mencakup 10 indikator yang perlu terealisasi.

"Desa kami sudah ada pilahnya tidak adanya kekersan terhadap anak, kekerasan terhadap rumah tangga, pedagang anak, pekerja anak dan yang terpenting di desa kami tidak ada pernikahan anak di usia dini," jelas Syarifah Saufiah.

Lebih lanjut Syarifah Saufiah mengatakan, bahwa pihaknya juga memberikan sosialisasi mengenai pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak. 

"Kami berharap dengan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi perempuan dan anak-anak," harapnya. (lim/jp). 

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes