BREAKING NEWS

Selasa, 02 Desember 2025

Dinas Perikanan dan Peternakan Barito Timur Luncurkan Inovasi SIGAP Ternak untuk Cegah PHMS

TAMIANG LAYANG- Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur memperkenalkan inovasi terbaru bernama SIGAP Ternak (Strategi Inovasi Gerakan Adaptif Pengawasan Ternak) sebagai langkah strategis dalam memperkuat pengawasan lalu lintas ternak antarprovinsi.

Program ini dirancang sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) yang berpotensi masuk maupun menyebar di wilayah Barito Timur. 

Melalui SIGAP Ternak, proses pengawasan lalu lintas ternak dibuat lebih adaptif, cepat, dan terkoordinasi. Sehingga diharapkan mampu meminimalisasi risiko penularan penyakit hewan.

Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Perikanan dan Peternakan Barito Timur, Ratna Windyasari, menegaskan bahwa inovasi ini merupakan komitmen pemerintah daerah khususnya Dinas Perikanan dan Peternakan untuk menjaga kesehatan hewan.

"Selain itu, juga untuk melindungi sektor peternakan masyarakat yang menjadi salah satu penopang ekonomi daerah," ujar Ratna Widyasari kepada wartawan ini, Selasa (2/12/2025) 

Menurut dia, sektor peternakan merupakan salah satu sektor strategis dalam pembangunan daerah khususnya di Kabupaten Barito Timur. 

"Selain berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan hewani, sektor ini juga menjadi sumber mata pencaharian masyarakat dan memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, seiring dengan meningkatnya populasi ternak dan intensitas peredaran hewan antar wilayah, muncul tantangan besar berupa ancaman Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) yang berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi, mengganggu ketahanan pangan, serta membahayakan kesehatan masyarakat," ujar Ratna. 

Ratna menjelaskan, bahwa peredaran ternak tanpa pengawasan ketat membuka celah bagi masuk dan menyebarnya penyakit seperti antraks, brucellosis, flu burung, hingga rabies. Lebih jauh, kondisi geografis Barito Timur yang berbatasan langsung dengan wilayah lain di Kalimantan, serta adanya jalur lintas antar provinsi, semakin meningkatkan potensi risiko peredaran ternak ilegal. 

"Apabila tidak dikelola dengan baik, ancaman PHMS bukan hanya menjadi persoalan teknis di bidang peternakan, tetapi juga berdampak luas pada aspek sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat," terangnya. 

Ia menegaskan, bahwa peran pemerintah daerah khususnya Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur, menjadi sangat penting dalam memperkuat sistem pengawasan peredaran ternak. 

"Aksi perubahan dengan inovasi SIGAP Ternak ini hadir sebagai wujud kepemimpinan adaptif dan inovatif untuk merespon tantangan aktual sekaligus memastikan keberlanjutan sektor peternakan di masa depan," demikian Ratna Widyasari. (zi/jp).

Share Berita :

 
Copyright © 2014 Jurnalis Post. Designed by OddThemes