Nada kekecewaan terungkap dalam Rapat Dengar
Pendapat (RDP) DPRD Tabalong dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan instansi terkait seperti Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Dinas Pertanian, Disperindag,
Bagian Ekobang serta Perumda.
Kekecewaan legislator Tabalong dan LSM dipicu
ketidak hadiran perusahaan crumbrubber PT.
Bumi Jaya pada kegiatan RDP tersebut, Kamis (16/7) belum lama tadi.
RDP yang membahas tentang Stabilisasi Harga Karet
ini menganggap pihak PT. Bumi Jaya sebagai “pihak sentral” dan sangat dinanti
dalam pertemuan tersebut.
Ketua Komisi II DPRD Tabalong, Hj. Sumiati
menyayangkan ketidakhadiran perusahaan Crumbrubber satu-satunya di Tabalong
ini.
"Padahal surat undangan sebelumnya sudah
dikirim semenjak 5 hari yang lalu, kalau alasan ketidak hadiran karena pandemi Covid-19,
kita juga khawatir, tapi tetap bekerja dengan kaidah protokol kesehatan," tegasnya usai rapat.
Sumiati berjanji pihaknya akan kembali menyurati PT. Bumi Jaya."Insyaallah
akan dipanggil lagi" janjinya.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua DPRD
Tabalong, H. Jurni. "Kita
undang Bumi Jaya untuk duduk bersama membicarakan persoalan ini, silahkan
bisnis, tapi harus tetap memperhatikan orang (petani karet) Tabalong biar
terbantu dengan adanya pabrik
di daerah sendiri"jelasnya.
Ketidakhadiran pihak perusahaan karet ini dengan
mengirim surat balasan yang menyatakan
bahwa pimpinan pusat tidak memberi
izin keluar guna memutus mata rantai Covid-19, dinilai Jurni sebagai sebuah
alasan klasik.
“Alasan klasik, dilapangan perusahaan tetap
beroperasi dan menerima para penjual yang berasal dari berbagai daerah,"pungkasnya.(kntrs/jp).