PALANGKA RAYA- Dinobatkan sebagai peraih juara I Lomba Mangaruhi Putra, Kabupaten Barito Utara menggoreskan prestasi gemilang, dalam rangkaian Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025, yang berlangsung pada tanggal 17-23 Mei 2025 di Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya.
Sekretaris Panitia FBIM 2025, Sussy Asty, yang juga Kepala Bidang Kesenian, Tradisi, dan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng mengungkapkan, bahwa lomba ini memiliki nilai penting untuk menjaga kelestarian budaya lokal.
Lomba Mangaruhi yang merupakan tradisi budaya suku Dayak ini menggunakan ikan gabus (behau) dan ikan belut sebagai objek lomba, dengan kriteria penilaian berdasarkan banyaknya tangkapan ikan.
Dikatakannya, lomba yang mempertandingkan keterampilan tradisional menangkap ikan tanpa alat bantu ini diikuti oleh regu putra dan putri dari 14 kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah.
Ia menjelaskan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan teknik menangkap ikan secara tradisional serta membangun kebersamaan antar daerah.
"Tujuan utama dari lomba mangaruhi ini adalah untuk melestarikan cara tradisional dalam menangkap ikan yang menjadi bagian penting dari warisan budaya masyarakat Dayak. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat mempererat kebersamaan antar kabupaten/kota, sambil mengenalkan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan budaya kita,” ujar Sussy Asty, Senin (19/5/2025).
Pada kategori putra, Barito Utara berhasil meraih juara pertama, diikuti oleh Sukamara di posisi kedua dan Seruyan di posisi ketiga. Sementara itu, pada kategori putri, Murung Raya keluar sebagai juara pertama, disusul Pulang Pisau dan Katingan.
Di tempat terpisah, Pj Bupati Barito Utara, Muhlis, memberikan apresiasi kepada tim Mangaruhi Putra Barito Utara yang telah mengharumkan nama Kabupaten Barito Utara.
"Selamat dan sukses serta terima kasih kepada tim Mangaruhi Putra Barito Utara, kemenangan ini menjadi bukti komitmen kita untuk tetap mempertahankan cara tradisional menangkap ikan warisan budaya masyarakat Dayak, sekaligus upaya daerah dalam melestarikan tradisi budaya Kalimantan Tengah," ujarnya. (dsk/my/jp).